Orang bijak berkata, masa depan adalah milik mereka yang percaya pada indahnya mimpi-mimpi mereka. Seringkali kata-kata itu menggangu pikiran saya. Apa yang saya mimpikan untuk masa depan saya? Kemana saya akan membawa masa depan saya? Dengan mimpi-mimpi yang dibatasi oleh rutinitas belajar, mengerjakan tugas, dan hal-hal lain yang biasa dilakukan oleh orang-orang seusia saya.
Nama saya Dewa Ferrouzi, siswa biasa yang menjalani hidup dengan biasa, bangun tidur, pergi sekolah, pulang, makan, mengerjakan tugas, kembali tidur. Semua orang pasti berkata, “Wahh… hidup yang bosan sekali.” Benar memang, tapi nyatanya, jika dilihat dengan baik, itulah yang dilakukan oleh semua orang. Saya tidak ingin hanya hidup seperti itu, saya punya mimpi yang lebih besar. Tapi sebenarnya, apa itu mimpi? Saya tidak pernah suka kata mimpi, mengapa? Semua orang pasti pernah bermimpi, dari yang realistis seperti menjadi dokter atau pilot sampai yang tidak mungkin seperti menjadi pahlawan super, karakter utama dalam sebuah film, menjalani kisah cinta yang romantis dengan pasangan yang sempurna, bahkan sampai mengubah dunia. Tapi pada akhirnya itu semua hanyalah mimpi.
Menyenangkan memang bermimpi kita adalah karakter utama dalam sebuah cerita, tapi apa artinya jika itu hanyalah mimpi. Orang bilang kalau kita bekerja keras, pasti kita akan berhasil. Ya, untuk mimpi yang realistis seperti menjadi dokter atau pengacara memang bisa, tapi apa bedanya dengan hidup orang lain? Mengerjakan rutinitas yang sama setiap hari yang sama dengan orang lain. Saya ingin sesatu yang berbeda, sesuatu yang lebih besar, yang bisa mengubah dunia, apakah bisa dengan kerja keras? Kerja keras tidak mengkhianati siapapun, tapi mimpi mengkianati banyak orang. Hanya bekerja keras tidak memastikan orang untuk menggapai mimpinya. Bahkan, lebih banyak kasus yang tidak berhasil. Yah, tapi setidaknya bekerja keras dan mendapatkan sesuatu adalah sebuah penghiburan.
Orang bilang jika kita mengubah diri kita, kita akan mengubah dunia. Tapi itu adalah kebohongan yang besar. Ketika masyarakat menilai seorang, itu akan menjadi ide tetap dan sebuah kesan yang bertahan. Seorang penyendiri akan tetap menjadi penyendiri, jika dia berusaha melakukan sesuatu, itu akan menjadi pupuk untuk kritikan. Itulah aturan busuk dari dunia remaja.
Yaah, jika saya ditanya mimpi saya untuk kedepan, mungkin saya akan menjawab sama dengan orang lain, kuliah, kerja, menikah, dan hidup nyaman dan bahagia dengan istri dan anak saya. Tapi apakah hidup nyaman itu adalah hidup yang ideal? Apakah hidup tanpa ada tantangan itu hidup yang paling sempurna? Saya tidak ingin hidup yang biasa, yang sama dengan orang lain, tanpa tantangan dan tanpa halangan. Karena itu, catatlah kata-kata saya, 10 tahun kedepan, atau mungkin lebih, dunia ini akan berubah karena saya, Dewa Ferrouzi.