Halo P-assengers!
Pada kesempatan kali ini aku mau review sebuah buku yang judulnya “Chicken Soup for The Kid’s Soul: Malaikat Pelindung”. Buku ini merupakan terbitan dari PT Gramedia Pustaka Utama. Menurut aku, buku ini bagus dan inspiratif banget!
Buku ini berisi kisah-kisah nyata yang menggugah tentang keberanian, harapan, dan kegembiraan. Contohnya adalah kisah tentang:
- Amy: Gadis berkaki cacat yang berani meminta hadiah Natal kepada Santa Klaus berupa doa agar tidak ditertawakan teman-temannya di sekolah. Permintaannya malah dikabulkan melebihi impiannya.
- Vanessa yang mengajak teman-temannya mendirikan Klub Batu Karang untuk membantu para tunawisma dengan cara menjual hasil karya mereka sendiri.
- Shaquille O’Neal, juara basket dan selebritis dunia, yang masa kecilnya dipenuhi rasa minder karena menjadi anak paling jangkung di sekolahnya.
- Ada Cynthia yang kesal karena rok barunya terbawa bersama baju-baju bekas untuk disumbangkan. Ternyata, rok itu sampai di tangan orang yang membutuhkan.
- Travis kecil yang jatuh ke kolam renang tanpa ada yang mengetahuinya. Untunglah malaikat pelindungnya segera menepuk bahu ibunya agar mencarinya ke kolam.
Selain yang disebutkan di atas, masih banyak lagi loh, cerita-cerita yang ada di buku ini. Kalau dihitung, kurang lebih ada 50 cerita.
Yang jadi favoritku adalah cerita yang berjudul “Orang yang Berkelimpahan”. Kira-kira isi ceritanya seperti ini:
Dikisahkan ada sebuah keluarga yang sederhana, tidak kaya—namun juga tidak miskin yang tinggal di sebuah rumah pedesaan kecil di Ohio. Suatu hari saat mereka sedang duduk bersama untuk makan malam, seorang lelaki tua mengetuk pintu. Lelaki itu berpakaian compang-camping, dengan celana yang sudah robek dan kancing-kancing yang tidak lagi lengkap. Ia membawa sekeranjang sayuran. Ia bertanya, apakah keluarga itu mau membeli sayuran darinya. Keluarga itu pun cepat-cepat membelinya karena mereka ingin orang itu pergi. Lama kelamaan, keluarga itu jadi bersahabat dengan si lelaki tua. Tiap minggu, lelaki tua itu menjual sayuran kepada keluarga itu. Mereka segera mengetahui bahwa ia hampir buta dan menderita katarak. Tetapi lelaki tua itu begitu ramah, sehingga mereka selalu menanti kedatangannya dan mulai menikmati persahabatan dengannya. Suatu hari, ketika mengantar sayuran, si lelaki tua berkata bahwa ia mendapatkan berkah yang sangat besar. Ia menemukan sekeranjang pakaian di luar rumahnya. Ada yang meninggalkannya di situ untuk dia. Keluarga yang mendengarnya itu pun turut senang, sebab mereka tahu lelaki tua itu sangat membutuhkan pakaian. Namun yang tak disangka, lelaki tua itu berkata bahwa yang paling membahagiakan adalah bahwa ia menemukan keluarga yang benar-benar membutuhkan pakaian-pakaian itu. Ia hendak menyumbangkan pakaian itu pada keluarga yang lebih membutuhkan.
Yang dapat kita pelajari dari cerita ini adalah:
Kebahagiaan itu datangnya bisa dari mana saja. Kebahagiaan itu tidak bergantung dari siapa diri kita—orang kaya atau bukan, orang buta atau bukan. Kebahagiaan itu ternyata sederhana, bergantung pada apa yang kita pikirkan. Jika kita berpikir bahwa kita adalah orang yang berkekurangan, kurang beruntung, maka kita akan menjalani hidup ini dengan kesedihan dan tidak akan bahagia. Sebaliknya, jika kita mensyukuri apapun yang ada dalam hidup ini, maka kita akan selalu merasa berkecukupan, bahkan berkelimpahan, sehingga kita pun dapat menjalani hidup ini dengan bahagia. Dalam cerita tadi, keluarga itu beranggapan bahwa si lelaki tua merupakan orang miskin yang berkekurangan. Hal tersebut biasanya identik dengan ketidakbahagiaan. Sementara, si lelaki tua tidak berpikir seperti itu. Ia berpikir bahwa hidupnya sudah berkecukupan bahkan berkelimpahan. Jadi, ia menyumbangkan pakaian yang ia dapatkan ke keluarga lain yang menurutnya lebih membutuhkan.
Secara keseluruhan, buku ini sangat bagus. Isinya ringan namun benar-benar inspiratif. Sangat cocok bagi kita, para remaja sebab dapat menginspirasi kita untuk pantang menyerah, memandang suatu hal dari sisi yang berbeda, serta mengambil nilai positif dari berbagai hal.
Penasaran nggak sama isinya, P-assengers? Kalo ya, kalian bisa mendapatkan buku ini di toko buku, seperti Gramedia.
“Kebahagiaan tidak tergantung pada siapa diri Anda tahu apa yang Anda miliki, melainkan semata-mata pada apa yang Anda pikirkan.”
—Dale Carnegie