Haloo P-assanger!!
Untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei lalu, PIDAS memperingati dengan saling bertukar buku. Pada kesempatan kali ini aku akan bahas tentang novel yang aku dapat. Nah aku dapat buku yang berjudul “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” karya Tere Liye. Mungkin beberapa dari kalian ga asing lagi mendengar nama Tere Liye. Ia adalah penulis terkenal di Indonesia. Selain itu ia juga menulis buku Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah.
Novel ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Tania yang tinggal bersama ibu dan adiknya. Keluarga mereka sangat amatlah miskin sehingga mengharuskan Tania dan adiknya putus sekolah dan menjadi pengamen jalanan. Hingga pada suatu kejadian mereka bertemu dengan Danar yang disebut sebagai malaikat bagi keluarganya. Siapa sangka? kehidupan Tania dan keluarga menjadi lebih baik. Tania bisa melanjutkan sekolah. Ibunya bisa berjualan kue dan mereka bisa berpindah ke rumah kontrakan yang tadinya hanya tinggal di rumah kardus. Tania yang pada saat itu berumur 9 tahun mulai merasakan kagum dan juga muncul “perasaan” lainnya.
Dari sedikit prolog diatas mungkin masih terlihat wajar – wajar aja yaa.. tapiii selisih umur Tania dengan Danar ialah 14 tahun :))) disaat Tania berumur 9 tahun Danar sudah berumur 23 tahun
Tania yang awalnya putus sekolah akhirnya diputuskan oleh guru untuk akselerasi. Pada saat SMP ia mendapatkan beasiswa di Singapura yang akhirnya berlanjut sampai ia kuliah. Bagaimana dengan perasaannya terhadap Danar? Tania yang mulai beranjak dewasa semakin yakin bahwa dirinya memang cinta terhadap Danar, tetapi apa boleh buat? Tania sudah Danar anggap sebagai adik sendiri. Ibu Tania meninggal pada saat SD. Danar berperan penuh sebagai pengganti orang tua Tania dan Adiknya.
Novel ini susah banget kalau dijelasin secara singkat. Kalian harus baca sendiri dan merasakan hubungan dengan selisih 14 tahun ini. Sejujurnya novel ini seru – seru aja, Danar-Tania selisih 14 tahun yang menjadi ciri khas sekaligus membuat novel ini bisa di bilang anti mainstream.Β
Singkat cerita, Danar memiliki pacar yang bernama Ratna. Tania tentunya sangat cemburu dan kurang suka dengan kak Ratna. Ratna sendiri baik sekali dengan Tania. Lalu Danar putus dengan Ratna, dan…….. akhirnya Danar balikan dengan Ratna dan memutuskan untuk menikah. Tania? Singapura-Jakarta. Tania sangat terpukul dan sedih sekali hingga memutuskan untuk untuk tidak pulang ke Jakarta untuk menghadiri pernikahan tersebut.
Beberapa bulan setelah pernikahan Tania sudah berusaha untuk merelakan Danar dan berharap keluarga mereka bahagia. Tetapi yang terjadi justru Tania mendapatkan e-mail dari kak Ratna yang merasakan keanehan di keluarga mereka. Tania sangat kaget membaca email – email yang terus berdatangan dari kak Ratna. Tania pun memutuskan untuk pulang ke Jakarta dan mencari tau apa yang terjadi.
Bisa dibilang novel ini sad ending. kenapa?? karena Β ternyata selama ini Danar juga merasakan hal apa yang dirasakan oleh Tania. Akhirnya apa yang mereka lakukan? Tania berusaha untuk melupakan itu semua dan Tania sangat berharap untuk Danar tetap bersama dan mencintai kak Ratna. Karena menurut Tania
“Cinta tak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Dia memang sangat sempurna. Tabiatnya, kebaikannya, semuanya. Tetapi dia tidak sempurna. Hanya cinta yang sempurna.”
Jadi nih yaaaa…. ayo jangan nunda – nunda apapun itu dan harus yakin!! Kita ga akan tau kalu kita belum mencoba. Seandainya aja Danar lebih berani dari awal menyatakan perasaannya ke Tania pasti tidak ada pihak manapun yang tersakiti. Baik Tania, Danar, maupun Ratna.
oiyaa kenapa ya judulnya “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”?? Ada kutipan dari Novelnya yaitu
“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana”
Kalo masih bingung yuk baca full novelnya. Sekian artikel dari aku semoga bermanfaat π
sumber foto: https://www.google.co.id/search?q=daun+yang+jatuh+tidak+pernah+membenci&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi087GpmeXTAhVMLY8KHY0nD0oQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=Ef1g_1w57cfB_M:
https://www.google.co.id/search?q=daun+yang+jatuh+tidak+pernah+membenci&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi087GpmeXTAhVMLY8KHY0nD0oQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=CC4SoujS9TEGbM: