Halo halo P-assangers!!
Ada yang tau gak sih artikel kali ini tentang apa?
Nah, artikel kali ini berhubungan dengan Hari Pendidikan Nasional. Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei. Untuk sejarah asal muasalnya bisa lihat di google, hehehe. Memperingati Hari Pendidikan Nasional, aku membaca sebuah buku yang berjudul “Radikus Makan Kakus ( Bukan Binatang Biasa)“. Karena jarang-jarangnya aku membaca buku ber-genre komedi, aku merasa buku ini sangat menarik. Saking menariknya, aku tulis artikel ini, huehehe.
.
Radikus makankakus adalah kumpulan tulisan dan cerita Raditya dika dengan cerita komedinya, yang berisi tujuh belas bab diantaranya yaitu : Balada Badut Mabok, Ngik, Ketika Kau Menebeng, Itu Tadi Manusia Bukan?, Pertanyaan Untuk Tabib, Arti Hidup?, Guruku Seperti Macan, Lakukan Dengan Microwave, Dizalimi Kala Banjir, Gak Bisa Jongkok, Kacang Untuk Palentine, ( . ) ( . ) , That Is So Gay, Menteri Atau Petani, Stripper, BEER!, Bukan Binatang Biasa. Dari berbagai judul setiap bab buku ini menceritakan mengenai pengalaman dan sedikit kehidupan raditya dika sehari-hari dengan lelucon atau komedi.
Nah, berikut beberapa cuplikan dari tujuh belas bab.
Cerita pertama judulnya “Balada Badut Mabok” . Raditya Dika sirik dengan teman-temannya yang kini sudah memasuki semester akhir dan sibuk membuat skripsi. Dia pun berencana untuk melakukan penelitian sendiri. Setelah berfikir-fikir ia pun mendapatkan ide untuk meneliti kehidupan badut dengan menjadi badut, mengingat keluarganya takut dengan badut semua. Dia akhirnya menyewa kostum Ksatria Inggris berkepala Harimau yang ia sebut dengan kostum Badut Mabok. Misi Dika awalnya hanya satu, yaitu kayang di depan MONAS. Namun sebelum ke MONAS Dika melakukan hal-hal konyol terlebih dahulu, seperti naik bajaj , pergi ke ratu Plaza, masuk ke Carrefour, naik jembatan Busway dan kayang disana sebelum harus kayang di depan MONAS, naik Busway ke MONAS dan berakhir dengan kayang di depan MONAS. Perjalanannya hari itu sangat melelahkan dan penuh dengan kejadian aneh selama menjadi badut.
Cerita kedua judulnya “Ngik” , tentang Dika ketemu dengan Toni temennya saat SD dulu yang ternyata punya penyakit Schizophrenia atau sering disebut penyakit kepribadian ganda. Sampai akhirnya Dika ngejauhin Toni karena dia aneh. Toni juga sering ke rumah Dika entah karena alasan apa tapi beruntungnya Dika tak pernah dirumah tiap Toni kerumah.
Cerita ketiga judulnya “Ketika Kau Menebeng” , awalnya Dika saat SMA suka naik bajaj kemana-mana kini berubah saat temennya yang namanya Aryo punya mobil baru dan akhirnya dia pun nebeng Aryo. Ternyata tak Cuma Dika yang menebeng, ada Hugo dan Christie yg juga memanfaatkan Aryo buat dianterin pulang ke rumah atau yang lebih tepatnya nebeng. Dika sampe buat istilah keren buat orang-orang yang suka nebeng, yaitu “nebengers”. Kerjaan mereka bertiga adalah menggosipi si Mbip semenjak Christie, Hugo, Dika dan Aryo membahas nama kontak Hugo di Handphone milih Christie. Siapa Mbip? Mbip ternyata siswa pindahan dari NTB yang baru pertama kali datang ke Jakarta, karena Mbip baru pertama kali ke Jakarta dia sangat polos dan tidak tahu menau soal Jakarta. Hal itu yang membuat Mbip sering menjadi bahan omongan anak-anak yang sekelas dengan Hugo dan Aryo berhubung Mbip teman sekelasnya Hugo dan Aryo. Teman-teman sekels Mbip pun mengajarkan Mbip untuk menjadi orang Jakarta, namun gagal.
Sampai akhirnya Mbip membacakan cerita karangannya tentang tindakan teman-temannya yang sering menertawainya, mengejeknya dan bertindak jahat dengannya. Tak hanya sampai disitu, ternyata setelah itu teman-teman Mbip dapat kabar kalo dia kabur dari rumah karena mengalami tekanan dari teman-teman di sekolah dan tantenya di rumah. Sampai-sampai orang tuanya yang di NTB mencari Mbip namun tak kunjung dapat.
Setelah Mbip hilang, orang-orang yang sering membicarakan Mbip pun kena karma tak secara bertubi-tubi. Entah itu emang kesialan atau itu
Setelah Mbip hilang, orang-orang yang sering membicarakan Mbip pun kena karma tak secara bertubi-tubi. Entah itu emang kesialan atau itu karma dari Mbip. Aryo yang sampai saat ini , jika terhitung dari kejadian Mbip sudah 3tahun masih mengalami kesialan.
Radikus Makan Kakus ini lebih bagus dibanding Kambing Jantan atau Cinta Brontosaurus, karena ceritanya bermacam-macam dan ada beberapa cerita memiliki amanat yang baik. Walaupun begitu semua buku ciptaan Raditya Dika kini telah menjadi Best Seller.
Untuk kelebihan dan kekurangan buku ini sih pasti ada.
Kelebihannya, buku ini sangat menghibur dan setiap ceritanya itu ada maknanya. Juga, bahasa yang digunakan sangat santai dan mudah dimengerti bagi kalangan remaja. Jadi, buku ini sangat cocok untuk dibaca saat waktu luang, karena bahasanya sendiri tidak sulit sehingga buku ini termasuk ‘ringan’
Kekurangannya, ya menurut saya juga dibahasanya. Karena model pendekatan yang digunakan oleh Raditya Dika sendiri adalah santai dan lucu, bahasa yang digunakan juga terlihat ‘santai’ bahkan ada yang berpendapat ‘terlalu santai’. Tida semua kalangan bisa mengerti atau bahkan suka dengan bahasa dan istilah-istilah yang digunakan dalam buku ini.
Nah, cukup untuk artikel kali ini. Sampai jumpa di lain waktu!!!